DO'A YANG MULIA BAGI PENGUASA
Kebaikan dan keadilan para penguasa adalah harapan setiap muslim yang cemburu terhadap agamanya. Sebab, kebaikan dan keadilan mereka berarti kebaikan bagi para hamba dan negerinegerinya. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Amirul Mukminin ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu tatkala menjelang meninggalnya beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Ketahuilah, bahwa umat manusia itu akan senantiasa berada dalam kebaikan selama para penguasa dan para pemberi petunjuknya (ulama) istiqamah memerhatikan mereka.”
Atsar di atas diriwayatkan oleh al-Baihaqi di dalam Sunan-nya kitab Ahlul Baqi pada bab “Fadhlul Imamul ‘Adil” dengan sanad yang sahih.
Di dalam Sunan itu pula, ada atsar dari al-Qasim bin Mukhaimirah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kebaikan dan kerusakan zaman kalian tergantung pada penguasa kalian. Apabila penguasa kalian baik, akan baik zaman kalian. Apabila penguasa kalian rusak, rusak pula zaman kalian.”
Kebaikan para penguasa itu kembali kepada Allah Subhanahu wata’ala semata. Allah Subhanahu wata’ala yang memberi petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus. Maka dari itu, setiap mukmin yang beriman kepada Allah Subhanahu wata’ala dan hari akhir wajib mendoakan kebaikan bagi para penguasa agar mendapatkan hidayah, taat kepada Allah Subhanahu wata’ala, dan berjalan di jalan yang diridhai, karena manfaatnya akan kembali kepada seluruh orang yang beriman di dunia dan di akhirat. (Mu’amalatul Hukkam, hlm. 131)
Beliau rahimahullah juga berkata, “Sesungguhnya saya mendoakan kebaikan bagi pemimpin itu agar senantiasa lurus, mendapatkan hidayah, taufik, dan pertolongan pada waktu malam dan siang. Aku berkeyakinan hal itu wajib bagiku.” (as-Sunnah lil Khallal, 14)
Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata, “Kalau saja aku memiliki satu doa yang mustajab, maka aku tidak akan panjatkan kecuali untuk kebaikan imam (pemimpin).”
Beliau rahimahullah ditanya, “Bagaimana hal itu, wahai Abu Ali?” Beliau rahimahullah menjawab, “Apabila aku panjatkan doa itu untuk diriku, kebaikannya hanya untukku. Namun, apabila aku panjatkan doa itu untuk kebaikan imam, kebaikan imam akan mengakibatkan kebaikan hamba dan negara.” (Hilyatul Auliya’, 8/91)
Setelah meriwayatkan hadits Tamim ad-Dari radhiyallahu ‘anhu yang marfu’, “Agama itu nasihat,” Abu ‘Utsman Sa’id bin Ismail rahimahullah berkata, “Nasihatilah penguasa, perbanyaklah doa kebaikan, dan bimbingan dalam ucapan, perbuatan, dan keputusan hukum baginya. Sebab, apabila mereka baik, menjadi baiklah hamba-hamba dengan sebab kebaikan mereka. Takutlah kamu untuk mendoakan kejelekan bagi mereka dengan laknat. Itu hanya akan menambah kejelekan dan musibah bagi kaum muslimin. Akan tetapi, doakan kebaikan bagi mereka, agar bertobat sehingga mereka akan meninggalkan keburukan. Akhirnya, terangkatlah musibah itu dari kaum muslimin.” (Riwayat al-Baihaqi di dalam Syu’abul Iman, 13/99)
Selengkapnya:
Akhlak ” Tunaikan Kewajibanmu, Engkau akan Dapatkan Hakmu “ : Majalah Islam AsySyariah - http://asysyariah.com/akhlak-tunaikan-kewajibanmu-engkau-akan-dapatkan-hakmu/
TIS (Thalab Ilmu Syar'i)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar